Kenaikan harga beras dari bulan Juni hingga Oktober 2023 ini umumnya karena persediaan beras dari panen sebelumnya mulai menipis.Inflasi beras pada bulan September 2023 adalah yang terparah dalam lima tahun terakhir. Ini adalah permasalahan yang serius.
Apa penyebab harga beras tiba-tiba melonjak di tahun 2023? Mari kita bahas. Berikut 2 diantaranya.
1. Banyak Negara Berhenti Mengekspor Beras
Beberapa negara yang menghentikan ekspor beras adalah Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar. Keputusan banyak negara ini untuk menahan ekspor beras adalah hasil dari ancaman El Nino yang mengganggu pola cuaca dan mengancam hasil panen di berbagai belahan dunia.
Dampak nyata dari banyaknya negara yang menghentikan ekspor beras, yakni terjadi kenaikan harga beras secara global. Hal ini juga berdampak langsung pada harga beras di Indonesia.
2. Dampak dari Kemarau Panjang
Kepala BMKG sudah mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat dan pemerintah terkait potensi fenomena El Nino / kemarau panjang yang akan terjadi di Indonesia. Dalam keterangannya kepada media, beliau menekankan perlunya tindakan antisipatif yang segera diambil mengingat dampak yang mungkin ditimbulkan oleh musim kemarau yang diperkirakan lebih parah daripada tiga tahun sebelumnya.
Meskipun tahun 2024 belum tiba, kenaikan harga beras cukup parah telah terjadi mulai Agustus 2023, seperti yang diungkap dalam data SP2KP Kemendag.
Ada kecenderungan penurunan jumlah produksi beras dari bulan Agustus ke bulan bulan berikutnya sampai dengan akhir tahun disebabkan karena faktor musiman. produksi beras relatif lebih rendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Itulah 2 faktor penyebab naiknya harga beras, beberapa upaya pemerintah Indonesia mengatasi meningkatnya harga beras adalah dengan meluncurkan program bantuan sosial (Bansos), menyediakan beras sebanyak 10 kilogram kepada 21.3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh negara.
Program Bansos ini dilaksanakan dalam dua tahap selama triwulan, dimulai dari bulan September hingga November, dan bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat akibat kenaikan harga beras.
Presiden Indonesia, Jokowi, menjelaskan bahwa program Bansos ini merupakan langkah antisipasi menghadapi penurunan produksi padi dalam negeri yang disebabkan oleh kondisi kekeringan yang melanda beberapa wilayah. Saat ini, sekitar tujuh provinsi telah menghadapi masalah kekeringan, tetapi Jokowi menegaskan bahwa cadangan beras dalam negeri masih dalam kondisi aman.