Pernah dengar istilah bakar uang?
Yup, ini strategi yang sering dipakai startup atau brand baru buat menarik perhatian pasar dengan cara kasih promo besar-besaran, cashback gila-gilaan, atau diskon super murah.
Kelihatannya keren, kan? Tapi… apakah strategi ini benar-benar efektif atau cuma cara cepat buat bakar modal tanpa hasil?
Apa Itu Strategi Bakar Uang?
Bakar uang = mengeluarkan banyak biaya promosi atau subsidi harga demi menarik pengguna baru.
Contohnya aja Gojek, Tokopedia, atau Shopee di masa awal mereka. Mereka rela rugi di awal demi satu hal: memenangkan pasar.
Tapi perlu diingat, strategi ini nggak bisa asal tiru. Ada logika bisnis yang harus kuat di belakangnya.
Kenapa Banyak Brand Melakukannya
- Cepat Bangun Awareness
Diskon besar bikin orang penasaran dan cepat coba produkmu. - Meningkatkan Jumlah Pengguna
Dengan harga super murah, barrier untuk mencoba jadi rendah. - Strategi Perang Pasar
Kadang, ini cara untuk menyingkirkan pesaing kecil dan mendominasi pasar duluan.
Tapi… Ada Risikonya Juga
- Nggak Semua Customer Loyal
Banyak yang datang cuma karena promo. Begitu harga normal, mereka langsung cabut. - Arus Kas Jadi Ngeri
Kalau promosi terus tanpa strategi monetisasi jelas, bisnis bisa kehabisan napas. - Tidak Cocok untuk Semua Skala Bisnis
Startup besar bisa karena punya investor, tapi UMKM? Bisa langsung kolaps kalau maksa ikut-ikutan.
Jadi, Strategi Ini Bagus atau Nggak?
Jawabannya: tergantung tujuannya.
Kalau kamu punya modal besar, strategi bakar uang bisa efektif asal ada rencana jangka panjang — misalnya, setelah dapat banyak pengguna, fokus ke retensi dan profit.
Tapi kalau kamu pelaku UMKM atau pebisnis mandiri, lebih baik fokus ke strategi branding dan pelayanan. Bukan perang harga, tapi perang nilai dan kepercayaan.
Penutup
Bakar uang bisa jadi “api semangat” kalau dipakai dengan strategi, tapi bisa juga jadi “api kehancuran” kalau asal nyala.
Jadi, sebelum main diskon besar-besaran, pikir dulu: apa bisnismu siap terbakar demi tumbuh, atau justru malah hangus di tengah jalan? 💸🔥
