Bullying atau perundungan adalah tindakan agresif secara fisik dan verbal yang dapat menyebabkan korbannya merasa tidak nyaman atau bahkan terluka. Salah satu cara untuk mencegah perilaku buruk ini adalah memahami penyebabnya. Kenali berbagai faktor penyebab bullying agar si kecil tidak menjadi pelaku atau korbannya.
Mengetahui bahwa orang di lingkungan sekitar mengalami perilaku yang tidak menyenangkan ini pastinya membuat mu sedih dan terkejut, apalagi jika keluarga atau orang terdekat yang menjadi pelaku atau korban perundungan.
Berikut ini adalah beberapa penyebab bullying yang bisa terjadi:
1. Kurangnya Baiknya Hubungan Dengan Orangtua
Memiliki hubungan atau komunikasi yang buruk dengan orangtua dipercaya dapat membuat seorang anak berisiko melakukan tindakan bullying.
Dengan memiliki hubungan yang baik dengan orangtua, si kecil diharapkan dapat memiliki rasa empati dan mengenal rasa kasih sayang. Dengan begitu, dirinya dipercaya tidak akan melakukan tindakan perundungan.
2. Saudara Kandung Yang Abusif
Anak-anak yang memiliki saudara kandung abusif atau sering melakukan kekerasan fisik, cenderung akan mencontoh perbuatan saudaranya.
Ditambah lagi, faktor terjadinya bullying ini dapat membuat si kecil merasa tidak punya kekuatan. Untuk mendapatkan kekuatan dan dominasi, akhirnya mereka melampiaskan kepada orang lain di luar rumah.
3. Kesalahan Pola Asuh
Kebiasaan menggunakan hukuman fisik sebagai cara mendidik anak yang berbuat salah bisa menjadi penyebab bullying.
Pola asuh yang banyak melibatkan kekerasan fisik bisa membentuk karakter seseorang untuk menjadi lebih agresif dan kasar terhadap orang lain. Akibatnya, perbuatan untuk menindas orang lain pun tidak akan segan dilakukan.
4. Pernah Menjadi Korban Bully
Orang yang pernah mendapatkan perilaku bully, misalnya diejek atau dipukul, bisa menjadi pelaku perundungan terhadap orang lain. Ini merupakan salah satu bentuk pelampiasan akibat perilaku bully yang ia terima.
Untuk mencegah hal ini terjadi, penting bagi orang terdekat untuk mengenali perubahan perilaku seseorang dan memberitahunya agar ia bisa menghadapi sikap ini dengan bijak.
5. Kurangnya Perhatian Sekolah Terhadap Kasus Bullying
Ada sekolah yang mengabaikan perbuatan bullying yang dilakukan oleh siswa-siswanya. Seringnya mereka berpikir bahwa hal itu hanyalah main-main belaka yang dikemudian hari mereka akan berbaikan dan berteman seperti biasa pula. Padahal, kenyataannya sekali melakukan penindasan, maka seterusnya mereka akan melakukan hal itu.
Sebenarnya, ada kalanya sekolah mengetahui bahwa itu merupakan tindak perundungan. Hanya saja sekolah tidak ingin mengusut atau membesar-besarkannya sebab takut kasus itu akan terendus ke lingkungan luar sekolah sehingga akan merusak citra sekolah yang sudah dibangun susah payah. Pihak sekolah lebih baik mengesampingkan tindakan bullying daripada membuat sekolah kehilangan muridnya dikemudian hari. Maka kelalaian dan rendahnya perhatian sekolah terhadap kasus bullying itu lah yang menjadi kekuatan terhadap pelaku bullying untuk melancarkan aksinya.
6. Pengaruh Media Sosial
Media sosial sangat berpengaruh terhadap adanya tindakan penindasan. Apalagi tidak ada anak zaman sekarang yang belum mengenal media sosial. Banyak video-video atau kata-kata yang tidak baik memenuhi ruang media sosial. Dan sebagai remaja yang masih berada pada titik transisi dan selalu ingin mencoba banyak hal yang dilihatnya akan dapat memengaruhi sikapnya, hal itu akan dapat memicu adanya tindak kekerasan dan penindasan, apalagi jika orang tua abai dalam mengawasi anak ketika menggunakan media sosialnya.
7. Tidak Punya Rasa Peduli atau Empati
Kurangnya rasa empati terhadap sesama dapat menjadi timbulnya perlakuan bullying. Mereka tidak peduli akan perasaan yang diterima korbannya akibat dari perbuatannya. Yang mereka pedulikan adalah mereka merasa ada kepuasan tersendiri karena merasa kuat dan ditakuti, juga kepuasan karena rasa sakit akibat masalah yang mereka dapat di rumah terlampiaskan dengan melakukan kekerasan dan perundungan.
Dan rasa ketidakpedulian sekitar seperti teman-teman dan guru-guru yang tidak membela dan peduli terhadap korban bullying juga dapat menjadi salah satu faktor pelaku bullying semakin berani dan gencar melakukan penindasan.
Jika kamu memerhatikan adanya faktor penyebab bullying pada diri anak kamu, jangan menganggap enteng isu ini. Bantulah dia untuk bisa menghilangkan sifat bullying dan ajari mereka sifat empati.