Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, kalau dalam bahasa Tiongkok disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi.
Perayaan Imlek mulai dikenal sejak jaman Dinasti Xia, yang kemudian menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia oleh para perantau asal Tiongkok. Tradisi tahunan itu pun dikenal luas sebagai identitas budaya Tionghoa di tanah perantauan.
Dahulu, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat.
Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki. Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun mereka merantau, termasuk ke Indonesia.
Sejarah ini sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu, dan beberapa ada yang mempercayai bahwa Imlek berasal dari Dinasti Shang (1600-1046 SM). Legenda yang sangat tua tentang Tahun Baru Imlek masih populer sampai sekarang. Monster bernama Nian akan menyerang penduduk desa setiap Malam Tahun Baru Imlek. Untuk mengusir binatang itu, orang menggunakan suara keras, api, dan warna merah. Tak heran jika perayaan Imlek identik dengan warna merah. Perayaan dengan unsur-unsur tersebut masih dipertahankan hingga saat ini.