Algoritma Sudah Berubah: Ini Cara Baru Menaklukkan Instagram & TikTok

Algoritma Sudah Berubah: Ini Cara Baru Menaklukkan Instagram & TikTok

loops.id
loops.id

Kalau kamu merasa akhir-akhir ini performa kontenmu di Instagram atau TikTok turun drastis—padahal kualitas kontenmu tidak berubah—kamu tidak sendirian.

Faktanya, algoritma Instagram dan TikTok terus berkembang, dan strategi lama yang dulu ampuh, sekarang mulai basi. Engagement menurun, reach makin sempit, dan konten yang dulu ramai sekarang malah tenggelam.

Jadi, apa yang sebenarnya berubah? Dan yang lebih penting, apa yang harus kamu lakukan sekarang agar tetap relevan dan menang di game media sosial ini?

Yuk, bahas satu per satu.


1. Algoritma Kini Lebih Fokus ke Relevansi, Bukan Sekadar Interaksi

Dulu, algoritma Instagram dan TikTok banyak mempertimbangkan likes, comments, dan shares sebagai sinyal utama. Sekarang, relevansi dan watch time jadi kunci utama.

Kedua platform kini lebih pintar menilai:

  • Seberapa cocok kontenmu dengan minat pengguna
  • Seberapa lama mereka stay nonton videomu
  • Apakah mereka balik lagi nonton konten sejenis?

Apa yang bisa kamu lakukan?

  • Fokus bikin konten yang menjawab kebutuhan, pertanyaan, atau keresahan audiens spesifikmu
  • Buat opening (hook) yang kuat agar orang tidak scroll lewat
  • Perhatikan retention: apakah orang stay sampai akhir?

2. Durasi Pendek ≠ Lebih Baik

Masih banyak yang berpikir bahwa makin pendek durasi video, makin besar peluang viral. Padahal, yang penting adalah durasi tonton, bukan lamanya video.

Sebuah video 60 detik yang ditonton sampai habis bisa jauh lebih “dihargai” algoritma dibanding video 10 detik yang cuma ditonton 3 detik.

Tips:

  • Jangan buru-buru di awal, tapi bangun ketegangan atau storytelling yang bikin orang penasaran
  • Pastikan ada alasan bagi penonton untuk nonton sampai akhir (twist, jawaban, reveal, dsb)

3. Konten Edukasi dan Cerita Makin Dilirik

Algoritma sekarang lebih ramah terhadap konten yang bernilai tinggi secara informasi atau membangun koneksi emosional. Konten lucu dan viral masih bisa meledak, tapi konten edukasi atau storytelling lebih sustainable untuk jangka panjang.

Strategi yang bisa kamu coba:

  • Buat seri konten (misalnya: “Tips Reels Part 1”, “Cerita Usaha Gagal #1”, dsb)
  • Gabungkan edukasi + storytelling (misalnya: “Dulu aku gagal jualan karena ini…”)

4. Engagement Masih Penting, Tapi Harus Natural

Like dan komen tetap jadi sinyal, tapi engagement yang terlalu dipaksakan atau dipancing dengan cara “murahan” sudah tidak seefektif dulu. Misalnya, caption seperti “komen ❤️ kalau kamu setuju” makin sulit menaikkan reach.

Lebih efektif jika kamu:

  • Ajak diskusi dengan pertanyaan yang menggugah atau personal
  • Ceritakan sesuatu yang relate, lalu biarkan orang merespons secara organik
  • Gunakan polling, Q&A, atau fitur interaktif lainnya untuk membangun percakapan

5. Konsistensi Masih Raja, Tapi Adaptif Adalah Ratu

Algoritma memang suka konsistensi—baik dari segi posting, tema, maupun gaya. Tapi saat algoritma berubah, kamu juga harus adaptif. Banyak kreator yang stuck karena terlalu nyaman dengan pola lama.

Tips:

  • Review performa kontenmu setiap 2 minggu
  • Tes format baru secara berkala: carousel, reels, slideshow, live, dsb
  • Jangan takut ubah gaya editing, musik, atau gaya bicara sesuai tren

Kesimpulan: Main Media Sosial = Main Strategi

Menaklukkan algoritma bukan soal “menipu sistem”, tapi memahami bagaimana platform bekerja dan menyesuaikan cara mainmu.

Kalau kamu masih pakai cara lama, jangan kaget kalau hasilnya makin turun. Justru sekaranglah saat yang tepat untuk pivot strategi dan ambil kembali perhatian audiensmu.

Kuncinya? Relevan, konsisten, dan adaptif.

Leave a Reply